Pengikut

Minggu, 19 Februari 2012




    We will not go down


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they're dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who's wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight



Tercipta Untukku
Artist: Ungu


Menatap indahnya senyuman diwajahmu
Membuat ku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesra tubuhku

Banyak kata
Yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimu

Aku ingin engkau slalu
Hadir dan temani aku
Disetiap langkah
Yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Sepanjang hidupku

Aku ingin engkau slalu
Hadir dan temani aku
Disetiap langkah
Yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tau
Kuslalu milikmu
Yang mencintaimu
Sepanjang hidupku

Aku ingin engkau slalu
Hadir dan temani aku
Disetiap langkah
Yang meyakiniku
Kau tercipta untukku
Meski waktu akan mampu
Memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tau
Kuslalu milikmu
Yang mencintaimu

Rasulullah Saw tidak pernah mengharamkan pacaran

 
meskipun pacaran telah menjadi tradisi di Arab Jahiliyyah seperti juga tradisi penduduk Nusantara kuno.
kisah-kisah seputar para santri juga hampir selalu diwarnai dengan pacaran, para kyai tidak melarangnya, (tapi ini bukan alasan mengapa pacaran itu boleh). melainkan pacaran boleh karena tidak pernah ada larangan di sana, (dari sononya) tentang pelarangan pacaran…………………
pacaran tetap boleh asal tidak melanggar aturan-aturan syariat (bahasa temen-temen berkerudung lebarnya adalah ta’aruf atau pacaran Islami) … walah.
intinya, adalah yah sekali lagi tidak pernah ada pelarangan proses pacaran itu sendiri……….
yang dilarang adalah bersepi-sepian (indehoi———?) dengan lawan jenis bukan muhrim karena jika hanya berdua an di tempat yang sepi tentu saja yang ketiganya adalah syetan………..
Ada hadits Nabi yang mengisahkan bahwa Nabi pernah berdua an dengan wanita non muslim, namun berduaan di sini bukan berarti bersepi-sepian, tanpa diketahui aktivitasnya oleh orang lain. karena Seorang wanita dari kaum Anshar telah mendatangi Nabi saw., (ini bukan Muhrim Nabi) hingga Rasul pun berduaan dengannya. (lihat di bab Nikah pada kitab-kitab hadits imam Bukhari dan imam Muslim dari Anas bin Malik r.a.)
Hadits tersebut dimuat di Shahih Bukhari, kitab “Nikah”, bab “Sesuatu Yang Membolehkan Seorang Pria Berkhalwat dengan Seorang Perempuan di Dekat Orang-orang”, jilid 11, hlm. 246. Hadits tersebut juga dimuat di Shahih Muslim, kitab “Keutamaan Para Shahabat”, bab “Keutamaan Kaum Anshar”, jilid 7, hlm. 174.
maksud penukilan referensi ini adalah jika ada yang mengatakan paaran pasti suka berduaan, maka ini tidak boleh. jawabnya adalah memang tidak boleh berduaan jika di tempat sepi . bahasa Arabnya, (ini asli dari haditsnya) “Laa yahluwanna ahadukum bim ro’atin)….. jangan berkhalwat………. bersepi-sepian………. mojok…….. sehingga aktivitasnya tidak diketahui orang lain.
nah, adakah yang menyangkal jika pacaran lewat surat misalnya? atau sms mungkin/?
lanjut?……………..
yang saya [choiralia] maksudkan …. kalo Anda santri dari Jawa Timur tentu mengenal istilah “pandangan” kan? yah dalam arti bahwa ada memang istilah penjajagan untuk menghindari pernikahan yang tidak saling mengenal sama sekali di antara dua mempelai.

Fenomena Pacaran Remaja Muslim




Fenomena Pacaran Remaja Muslim
Februari 17rd, 2012 by Fathul Mujib n’ Ahmad Riyadi
 
Ilustrasi (blogspot)
dakwatuna.com – Jika kita berbicara tentang tema pacaran, tentu tidak asing lagi bagi muda mudi yang sudah memasuki masa pubertas, masa di mana seorang pemuda sudah mulai mengenal arti kecantikan seorang wanita, dan begitu juga sebaliknya, seorang wanita sudah mulai mengenal arti ketampanan seorang pemuda. Masa muda adalah masa yang labil, masa yang penuh dengan bermacam fenomena, masa di mana seorang anak manusia cenderung kearah pencarian jati diri, pengakuan dari individu luar, ingin tau banyak hal tentang kehidupan, serta membutuhkan rasa kasih sayang dari individu yang ia anggap mampu memberikan hal tersebut selain orang tua, yaitu lawan jenisnya. Salah satu fenomena itu ialah yang populer di sebut pacaran.
Definisi pacaran memiliki makna tersendiri serta dalam lingkup yang sangat luas, bahkan bisa dikatakan “pacaran” bukan bahasa definitive yang bisa dipakai untuk mewakili fenomena yang terjadi terhadap muda mudi tersebut, karena pengertian dan batasannya tidak sama buat setiap orang sesuai dengan pengalaman sosio-kulturalnya.
Asal kata “pacaran” dalam bahasa Indonesia adalah “pacar”, yang memiliki arti, “kekasih” atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Yang kemudian mendapat imbuhan –an atau ber-an yang arti harfiahnya “bercintaan”; (atau) “berkasih-kasihan” (dengan sang pacar).
Kemudian Wikipedia mendefinisikan kata “pacaran” sebagai proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan “pernikahan”. Yang pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan. Maka tidak sedikit hal itu disalahartikan oleh kalangan muda mudi yang mengidolakan pacaran tersebut dengan melakukan tindakan-tindakan yang sangat jauh dari norma sosial, kesopanan, apalagi agama.
Lalu bagaimana Islam sebagai agama menyikapi fenomena ini, yang mau tak mau bisa saya katakan remaja atau muda mudi Islam saat ini hampir kebanyakan mereka menjalani lakon di atas, baik yang Islamnya hanya tertera di KTP sampai kalangan yang bisa dikatakan memiliki latar belakang pendidikan agama yang cukup mumpuni seperti para santri, ustadz, mahasiswa perguruan tinggi Islam, aktivis Islam, dan lain sebagainya yang menggeluti dunia keislaman, dengan bermacam istilah lain yang mereka gunakan dalam mengartikan hal tersebut.
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Karena itu adalah fitrahnya. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. Mari kita telusuri hal ini dalam arti firmannya di bawah ini:
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (QS. Ali Imran: 14).
Kitab suci Al-Qur’an tidak menafikan hal itu bukan? Tapi, cinta yang bagaimana termasuk kategori di atas, yakni cinta yang mampu memberikan rasa indah dalam pandangan manusia? Apakah cinta yang dibalut dengan istilah pacaran di atas termasuk kategori ayat tersebut?
Sahabatku para remaja muslim, dalam agama Islam kita dianjurkan untuk menjaga pandangan dan memelihara kemaluan agar kita tidak terjerumus ke dalam lembah ajakan setan laknatullah, karena setan selalu mengajak anak manusia untuk ingkar kepada Allah dan syariat yang dibawa oleh utusannya Nabi besar Muhammad SAW. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…..” (QS. An-Nur: 30-31)
Dalam ayat yang lain kita dilarang mendekati zina.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. al Israa’: 32)
Setujukah kalian wahai para remaja muslim jika saya katakan pacaran itu adalah jalan (mendekati) untuk melakukan perbuatan zina? Coba kita perhatikan apa saja yang sering dilakukan oleh orang yang sedang berpacaran. Bukankah kalau berpacaran itu tak jauh dari bermesraan, berdua-duaan di tempat gelap, saling berpegangan tangan, ciuman atau berpelukan, dan terakhir berbuat zina? Jika memang itu yang terjadi, yuk kita simak dalam sabda nabi:
“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menyendiri dengan seorang perempuan kecuali ditemani oleh mahram-nya”. (HR. Imam Bukhari)
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, disebutkan pula:
“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menyendiri dengan perempuan yang tidak halal baginya, karena orang yang ketiganya nanti adalah syaithan, kecuali kalau ada mahramnya”.
Sahabatku para remaja muslim, adakah pacaran tanpa hal-hal negatif di atas? Tanpa bermesraan, tanpa pegangan tangan, ciuman, pelukan dan seterusnya. Saya rasa tidak ada, kenapa? Karena pacaran itu menurut saya hanya cinta kasih yang hanya mengedepankan hawa nafsu belaka, keegoisan, dan rasa ingin memiliki saja. Remaja muslim jangan tergiur oleh istilah pacaran Islami, ta’aruf, atau apalah namanya, karena tipu muslihat setan itu sangat halus saudaraku. Sungguh aneh jika ada yang mengatakan “kita boleh berpacaran asal itu dilakukan secara islami, mencintai karena Allah”. Rasanya sangat lucu sekali jika selepas melakukan hubungan vertikal kepada Allah (shalat) kemudian kita melakukan hubungan horizontal kepada sang pacar dengan bermesraan lewat telepon, sms, atau lewat jejaring sosial. Sangat aneh jika setelah membaca mushaf kemudian kita membaca surat dari sang pacar, pergi ke majelis ta’lim berduaan pakai motor, dsb. Akhirnya STMJ (shalat terus maksiat pun jalan) na’udzubillah min dzalik.
Janganlah kita mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan hanya demi sang nafsu yang tak pernah kenyang. Tundukkanlah pandangan terhadap lawan jenismu, agar kau bisa selamat. Karena pandangan itu tak ubahnya seperti sebilah anak panah yang beracun, jika kau lepaskan ia dari busurnya maka ia akan mengenai hatimu yang selanjutnya akan membinasakanmu dengan racun tersebut. Ingatlah bahwa nafsu hanya bisa dikalahkan dengan rasa takut kepada Allah, dengan mendekatkan diri kepadanya. Semoga Allah memelihara kita semua dari fitnah zaman ini. Amin yaa robbal a’alamiin


Sumber: http://m.dakwatuna.com/2012/02/18395/fenomena-pacaran-remaja-muslim/#ixzz1mDw3DeGK



JURNALISTIK

Saat Santri jatuh cinta apapun akan di lakukan meskipun itu melanggar peraturan
    Tapi ingat ini tidak baik……………..!!!!!!!!!!!!!

   

PACARAN     ALA     SANTRI
Pripun yo……..
Ya biasa aja lah,,,,,,kayaknya……..
Namun banyak yang sering di lakukan meskipun itu melanggar peraturan pondok!!!!!!
Seperti halnya melanggar peraturan di larang ke WARNET karena takut di buat untuk di salah gunakan,eh,,,,,,,malah mojok di WARNET….
Ini banyak sekali yang melakukan


Terus pacarannya ala santri-santri AL_HIKMAH PRIMA itu kalau ingin lihat ceweknya,si cewek di sms di suruh pergi ke kantor timur,ntar kan si cewek n’ cowok kan bias saling ketemu/lihat,kan bisa mengobati rasa kangen.
Hehehehehehe,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Apapun akan di lakukan meskipun itu melanggar aturan,,,,,,,,, itulah santri sekarang



                                                                  
                                          BY ;
                                                                         ‘’KETUA JURNALISTIK
       






 

Minggu, 12 Februari 2012

5 pelanggaran dalam pacaran

5 Pelanggaran dalam Pacaran

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Di remajaislam.com, pernah kami bahas masalah hukum pacaran. Untuk menguatkan artikel sebelumnya, berikut kami rinci beberapa pelanggaran pacaran dan materi ini baru saja kami sampaikan di pesantren kami "Pesantren Darush Sholihin" yang mayoritas santrinya adalah para remaja.
Pelanggaran-pelanggaran dalam pacaran adalah:

1. Melakukan berbagai hal pendahuluan zina.
Padahal segala perantara menuju zina itu dilarang, baik dengan memandang lawan jenis dengan syahwat (nafsu), meraba atau menyentuh, berdua-duaan, apalagi sampai berciuman meskipun hal-hal tersebut tidak sampai zina. Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Kata Asy Syaukani dalam Fathul Qodir, "Jika mendekati zina dengan melakukan berbagai hal sebagai pendahuluan zina itu terlarang, maka zina sendiri jelas terlarang. Karena sesuatu itu haram, maka segala perantara menuju sesuatu tersebut jelas haram. Inilah yang dimaksud dalam konteks kalimat." Syaikh 'Abdurrahman As Sa'di dalam kitab tafsirnya menjelaskan, "Larangan dalam ayat ini adalah larangan untuk mendekati zina. Larangan mendekati saja tidak dibolehkan apalagi sampai melakukan zina itu sendiri. Larangan mendekati zina ini meliputi larangan melakukan berbagai pendahuluan dan perantara menuju zina."
2. Berduaan dengan lawan jenis.
Ini juga pelanggaran yang tidak bisa dipungkiri. Berduaan bisa jadi berduaan di satu tempat, di kegelapan, atau di tempat sepi, atau boleh jadi berduaan lewat sms-an, telepon atau lebih keren lagi lewat pesan facebook. Banyak kejadian yang berawal dari berdua-duaan seperti ini, di antaranya berhubungan lewat inbox facebook, lalu mengajak ketemuan, lantas ujung-ujungnya terjadilah apa yang terjadi. Berdua-duaan dengan lawan jenis terlarang berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih dilihat dari jalur lain)
3. Tidak menundukkan pandangan.
Dengan lawan jenis kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan dan jelas terlarang jika dengan syahwat (nafsu). Perintah ini dimaksudkan agar lebih menjaga hati dan agar hati tidak tergoda pada zina. Memandang lawan jenis barulah jadi halal jika melalui hubungan pernikahan atau dibolehkan jika wanita yang dipandang masih mahrom kita. Mengenai larangan memandangn lawan jenis, disebutkan dalam hadits Jabir bin 'Abdillah,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770).
4. Tidak menjaga aurat.
Ini pun jelas ada dalam pacaran. Karena seringnya berdua-duaan, si pria pun ingin melihat aurat wanita. Si pria ingin melihat indah gemulai rambutnya dan sebagainya yang merupakan aurat. Padahal menutup aurat dengan mengenakan jilbab itu adalah wajib sebagaimana firman Allah Ta'ala,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab: 59). Melihat aurat wanita barulah dibolehkan jika memang halal sebagai istri, bukan saat pacaran. Kerabatnya saja yang masih mahrom dibolehkan melihat sebatas anggota tubuh yang nampak ketika berwudhu. Lantas kenapa orang yang jauh sampai dibolehkan melihat kehormatan wanita tersebut padahal akad nikah pun belum ada?
5. Bersentuhan dengan lawan jenis.
Ini pun pelanggaran yang sering dilakukan oleh yang berpacaran. Baik di kesepian maupun tempat umum, seringnya ingin berjalan bergandengan tangan padahal belum halal.
Dari Abdulloh bin ‘Amr, ”Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah berjabat tangan dengan wanita ketika berbaiat.” (HR. Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Salim dalam Al Manahi As Syari’ah)
Dari Umaimah bintu Ruqoiqoh dia berkata, ”Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku tidak pernah menjabat tangan para wanita, hanyalah perkataanku untuk seratus orang wanita seperti perkataanku untuk satu orang wanita.” (HR. Tirmidzi, Nasai, Malik dishohihkan oleh Syaikh Salim Al Hilaliy)
Zina tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom sehingga ini menunjukkan haramnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Ini baru lima pelanggaran yang kami ungkap dari sisi dalil. Namun masih banyak pelanggaran selain itu yang semuanya berujung pada zina. Awal berpacaran saja penuh kekhawatiran karena seringkali melakukan dosa, ujungnya pun penuh penyesalan. Luqman berkata kepada anaknya, “Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/326)
So ... stop pacaran! Tempuh jalan yang halal. Cukup ta'aruf (perkenalan dalam waktu singkat) ketika ingin serius nikah, lantas datang ke rumah ortu untuk lamaran, dan langsungkanlah segera pernikahan, jangan tunda-tunda. Lebih cepat, lebih baik!
Semoga Allah beri taufik pada para remaja sekalian untuk mengenal ajaran Nabinya dan semoga mereka pun semakin bertakwa dan takut akan siksa-Nya. Wallahu waliyyut taufiq.






PACARAN ALA SANTRI

Dasar santri,kalau sudah bermain CINTA .pasti lupa segalanya dan segala cara di lakukan untuk mendapatkan cintanya.walau pun itu melanggar aturan.malah yg lebih lucu lagi masa ada santri yang pacaran di mesjid tengah malem lagi ,dia rela tidak tidur hanya untuk menemukan sang pujaan hati.malah kalau dia kepergok lagi idop<pacaran>sama yg bulis dia rela menyogok dengan baso mang oteng dan es mang sarip agar tidak di bilangin sama bagian keamanan.dasar SANTRI akal nya banyak.